Hari ini saya punya pengalaman menarik, cerita tentang Abang Sampah.
Posisi rumah saya berada di corner
(persimpangan ujung jalan) , jadi rumah saya punya 2 pintu utama,
satunya menghadap jalan raya utama dan satunya menghadap jalan raya
kecil.
Pagi ini saya mau berangkat ke
kantor, sudah saya perhatikan sejak 3 hari yang lalu , di depan pintu
rumah yang menghadap jalan raya kecil terdapat 5 kantong plastik
tumpukan sampah, yang mana artinya si Abang Sampah sudah 4 hari tidak
memungut sampahnya, dibiarkan tergeletak begitu saja. Mengapa ?
Saya
pun bertanya pada pembantu rumah tangga saya dan dia menceritakan bahwa
saya memberikan THR tahun ini tidak sebesar THR tahun lalu, karena itu
si Abang Sampah Kecil menuntut untuk diberikan THR dengan jumlah yang
sama, tidak boleh dikurangi barulah sampah akan dipungut kembali.
Diam
sejenak dan berpikir, lalu saya mengajak pembantu saya untuk
memindahkan 5 kantong sampah tersebut ke depan pintu rumah yang
menghadap jalan raya utama.
Pembantu bertanya mengapa demikian ?
Saya jawab bila Abang Sampah Kecil tidak mengerti arti kata bersyukur, marilah kita sadarkan dia.
Dua
hari kemudian, sampah di depan rumah jalan raya utama sudah bersih,
sudah diangkut oleh Abang Sampah Utama, karena dia yang bertanggungjawab
dan mengurus kebersihan jalan raya utama.
Saya
lalu memberitahu kepada pembantu rumah tangga saya, lihatlah,
belajarlah, bersyukurlah, berusahalah, dan bekerjalah tanpa pamrih.
Rejeki sudah diatur oleh Yang Kuasa.
"Abang Sampah kecil menuntut apa yang harus menjadi HAK nya tanpa memikirkan KEWAJIBAN nya. Abang Sampah Utama melakukan kewajibannya tanpa memikirkan HAK nya, dia melakukan tugasnya sepenuh hati tanpa pamrih".
Belajarlah dari Abang Sampah Utama , walaupun saya tidak pernah memberikan apapun padanya, bahkan THR, tetapi dia tetap melakukan pekerjaannya dengan baik. Saya menyuruh pembantu saya memberikan sebuah roti kepadanya, lihatlah bagaimana dia bersyukur saat menerima roti itu. Lihatlah bagaimana dia berterima kasih kepadamu, itu lah yang harus kamu ajarkan lagi kepada Abang Sampah Kecil.
Belajarlah dari Abang Sampah Utama , walaupun saya tidak pernah memberikan apapun padanya, bahkan THR, tetapi dia tetap melakukan pekerjaannya dengan baik. Saya menyuruh pembantu saya memberikan sebuah roti kepadanya, lihatlah bagaimana dia bersyukur saat menerima roti itu. Lihatlah bagaimana dia berterima kasih kepadamu, itu lah yang harus kamu ajarkan lagi kepada Abang Sampah Kecil.
Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki saat ini, dengan bersyukur tentunya kita akan lebih mengerti akan arti kebahagiaan.
Setuju mbak
ReplyDeleteTerima Kasih
DeleteMasih banyak masyarakat sekitar kita yang hanya memperjuangkan haknya tanpa memikirkan tentang kewajiban,semoga kita-kita menjadi lebih baik dengan lebih mengedepankan kewajiban.
ReplyDeletemari kita sama2 belajar meningkatkan hal ini 😊
DeletePagiii Mbak Evelyne ...
ReplyDeleteIde yang sederhana dan menarik, tetapi memberi impak yang besar. Tentang kesyukuran. Jika kita pandai bersyukur, maka akan ditambah lagi kenikmatan untuk kita. Poin pengajarannya sangat jelas. Seperti apa yang saya tekankan dalam materi pertama. Bahwa tulisan kita hendaknya berisi hal-hal yang memberi kesadaran kepada diri sendiri dan orang lain. Dan, kita mampu bertanggungjawab akan isinya.
Penulisannya sudah runut dan enak dibaca. Akan tetapi ada sedikit perbaikan yang perlu dilakukan, agar tulisan mendatang jadi lebih baik.
Salah satunya adalah kalimat yang terlalu panjang. Satu paragraf, titiknya cuma satu. Akhirnya yang baca bisa sesak napas. Walaupun ada koma di antaranya. Kalimat-kalimat yang panjang tersebut sebenarnya bisa dipendekkan, tanpa mengubah makna keseluruhan kalimat. Jangan takut untuk memenggal kalimat.
Saya beri contoh pada kalimat ini:
Dua hari kemudian, sampah di depan rumah jalan raya utama sudah bersih, sudah diangkut oleh Abang Sampah Utama, karena dia yang bertanggungjawab dan mengurus kebersihan jalan raya utama.
Bisa lebih diefektifkan dengan memberi titik, bukan koma.
Dua hari kemudian, sampah di depan rumah jalan raya utama sudah bersih. Sudah diangkut oleh Abang Sampah Utama. Karena dia yang bertanggungjawab dan mengurus kebersihan jalan raya utama.
Sebuah paragraf, sebaiknya diisi minimal 2 kalimat. Dua kalimat berarti ada 2 titik.
Ok, Mbak, terus menulis yaa?
Terima Kasih atas bimbingannya Bu 🙏
DeleteNice story 😊
ReplyDeleteThanks 😊
DeleteNice sharing Mbak
ReplyDeleteMakasih sudah mampir dan baca 😊
Deletegood story
ReplyDeleteHope you like it 😊
DeleteNice story
ReplyDeleteMakasih atas dukungannya Mba 🙏
DeleteSangat setuju dg pemecahan masalahnya ......
ReplyDeleteDitunggu masukannya utk cerita lainnya ya Bu 😊
Deleteinspiratif <3
ReplyDeleteSenang bila cerita ini bisa memberikan inspirasi 🙏
Deletemakjleb. Kita kadang suka lupa bersyukur, merasa memberi lebih padahal sebenarnya belum apa2. tfs mbak
ReplyDeleteSetuju Bu :)
DeleteBener banget mbak. kalau di sini aku nggak terlalu suka ngasih ke tukang sampah. Mukanya selalu 'nggak happy' . Diberi rezeki sedikit nggak tersenyum, nggak berterima kasih. Jadi ya sudah. Males jadinya mau ngasih lagi. Tukang potong rumput kalau diberi wajahnya terlihat bersyukur, jadi senang kita yang memberi.
ReplyDeleteMemang semuanya kembali lagi ke pribadi orang masing2 ya Mba. Abang Sampah Utama, saya beli roti aja dia sampai terima kasih terima kasih terima kasih :D
DeleteMakasih sharingnya mbak utk mengingat agar kita selalu bersyukur....
ReplyDeleteSama2 ,sy senang Mba sudah membaca ceritaku hehehee
DeleteBersyukur akan hal sekecil apapun pun, maka akan ditambahkan berkat2 yang lain,
ReplyDeleteBagus bu sudah memberikan contoh ke orang sekitar
memang hidup itu selalu belajar , belajar untuk menjadi lebih baik.
DeleteTerima kasih sudah mengingatkan dengan cerita ini .. kadang kita seperti abang sampah kecil, lupa bersyukur atas segala kemurahan Tuhan .. bahkan untuk napas yang kita hirup .. gratiss
ReplyDeleteNah....bener banget, nafas hidup gratiiiissss
Deletesuka banget ceritanya.. kadang kita menuntut hak tanpa menghiraukan kewajiban .. semoga kita semakin bisa lebih bersyukur.
ReplyDeleteiya, kita sering tanpa sadar melakukannya, cerita ini bagus untuk menyadarkan saya sendiri setelah melihat si Abang Sampah Utama
DeleteLuar biasa pelajaran yang mba ajarkan. Kalau aku diposisi mba, aku langsung bayarkan saja tuntutan tukang sampah itu. Karena aku gak mau pusing hahaha. Padahal dengan bersikap seperti yang mba lakukan, dampaknya bisa lebih besar ya. Untuk tukang sampah itu, untuk pelajaran buat si mba dirumah juga. Dan juga untuk pembaca seperti saya
ReplyDeletesebelumnya saya sempat mikir gitu juga Mba, tapi....kalo langsung diberikan begitu saja bisa jadi kebiasaan tanpa menyadari berkah yang ada. Padahal Abang Utama itu jauh lebih susah lho, usianya lebih tua dan harus melaksanakan tugasnya sepanjang 800m, sedangkan Abang Kecil paling 200m saja. Sudah dari dulu saya gregetan pengen kasih ceramah (ngocehin), tapi ga tau gimana caranya. Sekarang punya kesempatan deh :D
DeleteMembaca blog ini, mengingatkan saya untuk selalu bersyukur dengan dalam keadaan apapun..
ReplyDeleteTerima kasih bila terinspirasi dari tulisan ini :D
DeleteInspiratif mbak
ReplyDeleteMakasih
DeleteRasa syukur kadang suatu yang sepele... Tapi akan berdampak besar bila kita biasakan bersyukur dalam setiap keadaan... Nice share mba
ReplyDeletesetuju dengan Mba Hasta :)
DeleteMenarik, berisi, inspiratif .. aku suka
ReplyDelete