Yuk , belajar Bahasa Indonesia lagi

PUEBI singkatan dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Dulu kita kenal dengan EYD , Ejaan Yang Disempurnakan.

Terus terang, banyak sekali pelajaran Bahasa Indonesia yang saya sendiri sudah lupa . Terutama penggunaan tanda baca dan penulisan kata. Sebagai contoh kata "di" , "ke" , "dari", "tapi" dan "pun". Kapan perlu ditulis secara terpisah, kapan perlu digabung. Penulisan kata inilah yang sering terabaikan tanpa kita sadari.  
Menurut saya sebenarnya menulis Blog itu boleh menggunakan bahasa santai atau istilahnya bahasa gaul. Namun alangkah baiknya jika kita bisa menggunakan bahasa yang lebih baik dan benar. Mengapa demikian ?

Tujuan orang menulis Blog itu bermacam-macam. Ada beberapa teman menulis Blog untuk menyegarkan pikiran, melampiaskan emosi, mencatat ide, sekedar dokumentasi pribadi, memberikan informasi dan lain sebagainya.

Namun perlu diingat juga mengenai Pembaca. Ya , Pembaca. 
Kita tidak tahu siapa saja yang akan membaca Blog kita. Tidak menutup kemungkinan orang asing yang tidak mengerti Bahasa Indonesia ikut membaca Blog kita. Oleh sebab itu, bila tujuan Blog kita memberikan informasi, maka penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar ini sangatlah penting. Pembaca bisa menggunakan fasilitas Google Translate untuk membaca Blog kita. Inilah salah satu alasannya menggunakan bahasa yang baik dan benar. Cukup sederhana bukan ?

Sebagai contohnya, kali ini saya akan menggunakan salah satu Blog teman saya , Widhi.
Saya akan mengutip salah satu tulisannya yang sangat saya sukai. Tulisannya sangat bagus, tujuannya memotivasi dan memberikan informasi. Untuk selengkapnya, silahkan  baca  di sini https://ecchan.wordpress.com/2020/07/06/menjadi-bahagia/

Sekarang, mari kita belajar bersama yuk.

Di bawah ini akan saya berikan contoh perbandingan antara tulisan temanku dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut PUEBI ya. Saya sertakan pula sedikit penjelasan agar tulisan kita bisa menjadi lebih baik.

Kutipan dari Penulis
Ketika dapat tugas untuk mengulas sebuah buku, cukup banyak buku yang sliweran di otak gue. Tapi gue tidak akan pernah lupa dengan buku ini.

Sebaiknya ditulis seperti ini :
Ketika dapat tugas untuk mengulas sebuah buku, cukup banyak buku yang sliweran alias muncul di otak gue. Namun gue tidak akan pernah lupa dengan buku ini.

Menurut PUEBI , kata "Tapi" merupakan bentuk tidak baku dari kata "Tetapi" yang mana umumnya diletakkan ditengah kalimat dan didahului oleh tanda baca "koma". Sebaiknya tidak diletakkan di awal kalimat.
Contohnya : Anak itu sebenarnya pandai, tetapi malas.

Kutipan dari Penulis
Jaman labil dan mencari jati diri. Bertanya-tanya akan apa artinya hidup dan kenapa harus hidup.

Jaman adalah bentuk tidak baku dari kata zaman

Kutipan dari Penulis
Sudah entah dimana rimba si buku tersebut.
Penulisan kata "di" seharusnya dipisah karena menunjukkan keterangan tempat.
 
Sudah entah di mana keberadaan buku tersebut. 

Kutipan dari Penulis
Karena jika kamu merasa bahwa kebahagiaan itu datang karena uang atau cinta sejati, kamu hanya akan menunggu dan mencari-cari hal tersebut.

"Karena" merupakan kata hubung, sebaiknya tidak diletakkan di awal kalimat.

Jika kamu merasa bahwa kebahagiaan itu datang karena uang atau cinta sejati, kamu hanya akan menunggu dan mencari-cari hal tersebut.

Kutipan dari Penulis
Ya! Gue memilih bahagia!
Maka tanpa kamu sadari, kamu akan mengambil langkah-langkah positif. Kamu akan mulai tersenyum dan memandang hidup dengan berbeda.

"Maka" merupakan kata hubung. Ada dua jenis kata hubung : intrakalimat dan antarkalimat.
Intrakalimat adalah kata hubung yang menghubungkan dua struktur yang sama dalam satu kalimat.
Antarkalimat adalah kata hubung yang menghubungkan kalimat dengan kalimat lain dan biasanya letaknya di awal kalimat. Contohnya : oleh karena itu, jadi, namun, akan tetapi, dengan demikian.

Penggunaan kata "Maka" di atas dapat dihilangkan menjadi seperti ini :
Ya! Gue memilih bahagia! Gue akan mengambil langkah-langkah positif.

Penulis sudah memutuskan untuk bahagia! Kalimat "Maka tanpa kamu sadari" sebenarnya tidak terlalu diperlukan lagi. Namun bila tetap ingin ditulis, sebaiknya bisa ditulis menjadi seperti ini :
Seiring berjalannya waktu, tanpa kamu sadari, kamu akan mulai tersenyum dan memandang hidup dari sudut pandang yang berbeda. 
Semoga contoh-contoh yang saya berikan di atas dapat bermanfaat dan membantu meningkatkan kualitas Bahasa Indonesia kita. Sampai sini dulu ya belajar Bahasa Indonesianya.  

Tanpa mengurangi rasa hormat, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada temanku Widhi, yang telah bersedia menyiapkan tulisannya untuk saya jadikan topik Yuk, belajar Bahasa Indonesia lagi. Sampai jumpa.




Comments

  1. Asyiiik dikoreksi!
    Ah itu koreksiannya bener banget. Kalau nggak seperti ini, nggak ngerti juga. Kita terlalu sering menulis sesuai dengan apa yang kita ucapkan. Akhirnya begitu deh jadinya.

    Terima kasih banyak sudah dikoreksi. Kini diriku bisa menulis lebih baik lagi. Thank you mbak Anne 💜

    ReplyDelete
  2. Terima Kasih Widhi sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisanku. Lanjut ngopi dan lembur bareng yuk, tingkatkan kualitas tulisan kita :D

    ReplyDelete
  3. "iiih, kamu keren, kamu kuereeen,," sambil loncat-loncat. 👏👏
    Proses belajarku jadi semakin mudah 😍😘

    ReplyDelete
  4. Mantap kali ni koreksinya. Jelas memakai perangkat yang sudah diberikan. Terima kasih, Mbak. Lanjut terus ya untuk lebih teliti dalam menulis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih atas panduan dan bimbingan yang diberikan 🙏

      Delete
  5. wow kereeen mba. Aku baca ulasan ini bisa sambil belajar. Jujur, pengetahuanku masalah ini memang masih sangat minim, tetapi dengan membaca ulasan mba diatas, aku jadi banyak belajar. Thank you

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama2 Mba, saya jg msh perlu byk belajar utk lbh memperhatikan penulisan kata dan tanda baca juga.

      Delete

Post a Comment